Madu, sebagai bahan utama dalam ARBAGASTRO, terkenal karena memiliki sifat antiinflamasi dan antimikroba alami. Ekstrak kunyit dan temulawak menambah manfaat antioksidan dan antiinflamasi yang membantu meredakan peradangan dalam lambung. Sementara kayu manis dikenal akan sifatnya yang menenangkan dalam sistem pencernaan sejak lama.
Campuran bahan-bahan alami dalam ARBAGASTRO bertujuan utama untuk mengatasi gangguan lambung seperti asam lambung tinggi, maag, dan gejala gastroesophageal reflux disease (GERD). Madu tidak hanya memberikan rasa manis alami, tetapi juga berperan dalam melindungi lapisan lambung dari kerusakan akibat kelebihan asam lambung.
Untuk memperoleh manfaat yang optimal, ARBAGASTRO sebaiknya dikonsumsi secara teratur sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan. Penggunaan teratur ini dapat membantu menjaga keseimbangan pH lambung serta mengurangi gejala tidak nyaman yang sering terjadi pada gangguan lambung.
Sebagai produk herbal dengan kandungan alami yang berpotensi dalam mengatasi gangguan pencernaan, ARBAGASTRO menawarkan pilihan menarik bagi mereka yang mencari solusi alami. Campuran madu, kunyit, temulawak, dan kayu manis tidak hanya memberikan manfaat untuk kesehatan lambung, tetapi juga mendukung pendekatan holistik dalam perawatan kesehatan secara menyeluruh. Dengan menggunakan ARBAGASTRO secara rutin, diharapkan dapat membantu Anda mencapai kesehatan pencernaan yang lebih baik.
Komposisi Bahan Alami | Manfaat |
---|---|
Madu | Meredakan peradangan, melindungi lapisan lambung dari kerusakan, sifat antimikroba dan antiinflamasi |
Ekstrak Kunyit | Antiinflamasi, antioksidan, meningkatkan pencernaan |
Ekstrak Temulawak | Menyembuhkan gangguan pencernaan, meredakan mual dan perut kembung |
Ekstrak Kayu Manis | Menenangkan sistem pencernaan, mengurangi keasaman lambung |
Penggunaan | Aturan Penyimpanan |
---|---|
Dewasa: 2 sendok makan, 3 kali sehari | Simpan di tempat yang kering pada suhu di bawah 30°C |
Hindari sinar matahari langsung |
Perhatian/Peringatan |
---|
Tidak boleh digunakan oleh anak-anak kurang dari 2 tahun |
Hubungi dokter jika gejala terus berlanjut |
Tag :